4.1. Pengertian Drama
Drama adalah perasaan manusia yang beraksi di depan mata kita.Itu berarti aksi dari suatu perasaan mendasari keseluruhan drama.
4.2. Karakteristik Drama
Sebuah drama pada umumnya menyangkut dua aspek,yakni aspek cerita sebagai bagian dari sastra, yang kedua adalah aspek pementasan seni lakon atau seni teater.Kedua aspek ini dapat terpisah , pementasan, namun pada dasarnya merupakan suatu totalitas.Perbedaan antara drama dengan jenis karya sastra yang lain sebagai berikut
1. Drama mempunyai tiga dimensi, yakni dimensi sastra, gerakan, dan ujaran.
2. Drama memberi pengaruh emosional yang lebih kuat dibandingkan dengan karya sastra yang lain.
3. Bagi sebagian besar orang menonton drama lebih menyenangkan dan menghasilkan pengalaman yang lebih lama diingat dibandingkan dengan membaca novel.
4. Drama disusun dengan suatu keterbatasan.
5. Kekhususan drama yang amat penting pula adalah keterbatasan pemain-pemain secara fisik.
6. Drama memiliki keterbatasan pemanfaatan objek material.
7. Drama memiliki keterbatasan bukan saja dari segi artistik tetapi juga dari segi kepantasan.
8. Keterbatasan lain yang dimilki drama dibandingkan dengan karya sastra yang lain adalah, bahwa drama dibatasi oleh keterbatasan intelegensi rata-rata penonton.
9. Adalah mungkin menampilkan sejumlah episode dan menggunakan sub alur, serta menggabungkan beberapa cerita-cerita yang terpisah-pisah dalam novel.
4.3. Prinsip Aristotelian
Pribsip-prinsip umum pementasan drama yang terkenal dengan nama prinsi Aristotelian yang dikembangkan dalam buku yang terkenal yaitu prefics, adalah sebagai berikut.
Prinsip pertunjukan atau pementasan yang pertama adalah adanya kesatuan perilaku (unity of action). Pementasan yang kedua adalah kesatua tempat dan waktu (unities of place and time) yang merupakan suatu hal yang penting dalam drama.
4.4. Alur Drama
Yaitu rentetan peristiwa yang terjadi dari awal sampai titik. Alur drama itu ditimbulkan oleh karakteristik drana itu sendiri; yaitu (1) alur drama mestilah merupakan alur cerita yang dapat dilakukan oleh manusia biasa di muka publik penonton, (2) alur drama mesti jelas, (3) alur drama mestilah sederhana dan singkat, dalam arti ia tidak boleh berputar-putar ke mana-mana, tetapi terpusat pada suatu peristiwa tertentu.
Secara garis besar, alur drama adalah sebagai berikut.
1. Klasifikasi atau introduksi. Bagian ini memberi kesempatan kepada penonton mengetahui tokoh-tokoh serta peran utama yang dibawakan mereka.
2. Konflik. Pelaku cerita mulai terlibat dalam suatu problem pokok.
3. Komplikasi. Terjadilah persoalan baru dalam cerita, atau disebut juga rising action.
4. Penyelesaian (denomen). Setiap segi pertentangan diadakan penyelesaian, dan dicarikan jalan keluar.
4.5. Dialog
Fungsi dialog drama adalah sebagai berikut
1. Merupakan wadah penyampaian informasi kepada penonton; menjelaskan fakta atau ide-ide pokok.
2. Menjelaskan perasaan dan watak pemain.
3. Dialog mnemberi tuntutan alur kepada penonton.
4. Dialog dapat pula menggambarkan tema dan gagasan pengarang.
5. Dialog mengatur suasana dan tempo permainan.
Tiga corak cara memanfaatkan kemampuan berdialog, yakni (1) secara spontan; (2) secara traditional yaitu kebiasaan berdialog; (3) secara terencana artinya dialog itu direncanakan sebelumnya secara sadar dan diarahkan kepada suatu tujuan yang jelas.
4.6. Jenis Drama
Jenis-jenis drama yang pokok akan dijelaskan secara singkat pada bagian berikut ini.
1. Tragedi
Tragedi adalah jenis drama yang berakhir dengan kesedihan.
2. Komedi
Fungsi utama komedi adalah untuk menyenangkan hati atau memancing suasana gembira.
3. Tragikomedi
Bentuk drama yang merupakan campuran atau gabungan keduanya yang membentuk jenis sendiri.
4. Melodrama
Ciri-ciri melodrama antara lain adalah : (1) mengetengahkan suatu tokoh atau subyek yang serius; (2) mata rantai sebab akibatnya tidak dapat dipertanggung jawabkan; (3) emosi yang ditimbulkan cenderung untuk berlebihan; (4) sang pahlawan senantiasa menenangkan perjuangan.
5. Farce
Merupakan drama yang bertujuan memancing ketawa dan rasa geli dengan cara yang berlebih-lebihan tanpa didukung oleh segi-segi psikologi yang dalam.Ciri-ciri farse ini antara lain adalah : (1) lebih memperhatikan plot dan situasi ketimbang karakterisasi; (2) tokoh-tokoh dan peristiwa yang ditampilkan mungkin saja ada, tetapi kemungkinan itu tipis; (3) menimbulkan atau memancing ketawa secara berlebih-lebihan; (4) segala yang terjadi diciptakan oleh situasi.
4.7. Teater Ekspresionisme dan absurd
Ekspresionisme merupakan upaya penyampaian ide lebih dominan dibandingkan ikatan-ikatan sarana penyampaian.Ekspresionisme terikat denagn upaya penyampaian pesan kepada penonton sedangkan teater absurd menolak semua pesan.Teater absurd tidak menggunakan alur yang berlaku.
4.8. Perang dan perwatakan
Dalam kenyataanya kita memang sukar untuk mengetahui perwatakan seseorang secara utuh. Ini disebabkan oleh beberapa factor; (1) sifat menutup diri; (2) berusaha untuk lemah lembut; (3) mersa dirinya tidak menarik bagi orang lain; (4) sifat pemalu dan penakut.
Monolog merupakan cara yang penting untuk mengungkapkan perwatakan. Selain itu dengan menampilkanorang kepercayaan dan lewat perilaku.
Didalam menjalankan peran seseorang harus menggunakan tenaga
1. Sumber luar terdiri atas tuntutan naskah dan kondisi produksi
2. Sumber dalam terdiri atas tenaga tubuh, pemanfaatan alat bicara, penggunaan alat indra, memiliki intelegensia, daya sensitifitas, mempunyai kemauan keras
Dalam mempelajari drama yang harus diperhatikan adalah:
1. Interpretasi tentang perwatakan
2. Latar dan Tata Rias
3. Saduran Atau Pemotongan
4. Mempelajari kritaik drama
5. Mempelajari pengungkapan bahasa
6. Mempelajari identifikadi emosi
4.9 . Nilai drama bagi kita
Sebenarnya drama merupakan bagian hidup kita. Kita terikat terhadap drama karena:
1. Untuk menyembuhkan kegelisahan dan kekacauan mental
2. Bagian dari sifat hipokrit, suka bermuka dua, yang menyebabkan pemerannya berpura – pura
3. Drama telah berakar pada kehidupan kepercayaan dan agama
4. Ritual sampai sekarang masih bersifat drama
5. Untuk latihan imajinasi
6. Untuk mengeluarkan dan menambah pengalaman
4.10. Drama Tradisional
Drama atau teater tradisional merupakan sebagian dari kenyataan dalam dunia kesenian kita. Ciri-ciri ketradisionalan itu antara lain adalah:
1. Memiliki lingkup atau jangkauan yang terbatas pada lingkungan budaya yang mendukungnya
2. Berkembang secara perlahan sebagai akhibat dari dinamika yang lebar dari masyarakat
3. Merupakan bagian dari “ kosmos “ kehidupan yang bulat
4. Tidak merupakan hasil kreatifitas individu
Beberapa fungsi teater tradisional yang umum adalah:
1. Sebagai alat pendidikan anggota masyarakat
2. Alat penebal perasaan tradisional kolektif
3. Alat untuk menyimpan protes terhadap ketidakadilan, atau penyalahgunaan kekuasaan
4. Alat untukmelarikan diri sementara dari kehidupak nyata yang membosankan kedunia khayal yang indah, dan lain-lain
Berikut ini akan digambarkan secara singkat beberapa bentuk teater tradisional Indonesia
1. Ketoprak atau dagelan
Ketoprak atau dagelan adalah teater atau drama sejenis farce yang merupakan komedi yang memancing ketawa dan rasa geli.
2. Wayang
Wayang adalah bentuk pertunjukan tradisional yang disajikan oleh seorang dalang dengan menggunakan boneka atau sejenisnya sebagai alat pertunjukan.
3. Topeng Betawi
Topeng Betawi adalah seni pertunjukan yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Betawi(Jakarta).
4. Lenong
Lenong marupakan seni pertunjukan masyarakat betawi yang mirip dengan pertunjukan topeng,
5. Randai
Randai adalah teater rakyat minangkabau yang berbentuk perpaduan antara tarian dan kaba. Kaba adalah cerita rakyat yang isinya menceritakan kehidupan tokoh yang baik yang patut dicontoh
0 komentar:
Posting Komentar